Kamis, 21 Januari 2016

Pengertian Nyeri

A. PENGERTIAN NYERI


Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun . Nyeri dapat terasa sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam. nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe, waktu dan intensitasnya. (Smeltzer, 2001).

B. Klasifikasi Nyeri

Beberapa klasifikasi ini dapat digunakan untuk memandu seorang praktisi kesehatan dalam mendiagnosis penyebab dari nyeri, karena dengan menemukan penyebab nyeri maka dapat membantu penanganan yang lebih tepat.
Berdasarkan Asalnya nyeri terbagi atas:

1) Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor. sengatan lebah dan pergelangan kaki yang terkilir. hal ini merupakan nyeri yang sering terjadi setelah kerusakan tulang, sendi, kulit atau jaringan lunak tubuh.
2) Nyeri neuroseptif, yaitu yang timbul akibat disfungsi primer pada sistem saraf. nyeri yang berasal dari sistem saraf dan nyeri karena radang yang terjadi akibat lepasnya zat-zat kimiawi yang terjadi pada gejala radang.
3) Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologi tidak dapat ditemukan.
4) Nyeri psikologik, penyebab nyeri tidak dapat ditemukan kelainan organik tetapi penderita mengeluh nyeri. dan biasanya keluhan nyeri sering berubah-ubah.
Berdasarkan intensitasnya dengan menggunakan skala 1-10, nyeri dibagi menjadi:
Nyeri ringan (< 4), sedang ( 5-6 ) dan berat ( > 7 ).
Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dibagi menjadi:
Nyeri akut ( terjadi <3-6 bln ) dan nyeri kronis ( > 6 bln ). 
Ada beberapa jenis nyeri yang tidak mudah diklasifikasikan seperti nyeri karena kanker, migrain dan beberapa yang lainnya. dari berbagai macam nyeri itu, ada beberapa jenis nyeri yang perlu diwaspadai, karena nyeri ini dapat bermanifestasi secara akut dan dalam intensitas sedang-berat, yang dapat disebut sebagai Emergency Pain. nyeri tipe ini kadang memerlukan penanganan segera di Unit Gawat Darurat.  Contoh nyeri yang termasuk emergency pain adalah:
·         Nyeri kepala yang berat dan tiba-tiba dapat mengindikasikan pecahnya pembuluh darah otak (Stroke perdarahan).
·         Nyeri di dada yang menjalar ke tangan, tenggorokan, tembus ke punggung bisa jadi sebuah serangan jantung yang memerlukan penanganan dalam hitungan menit.
·         Nyeri di punggung bisa saja menjadi suatu pertanda adanya kelainan pada pembuluh darah arteri besar, yaitu aorta.
·         Nyeri di perut yg akut dan berat dapat berasal dari peradangan usus buntu, peradangan kandung empedu, peradangan pada pankreas dan luka pada lambung yang dapat menimbulkan perdarahan.
·         Trombosis vena (sumbatan darah kental dalam pembuluh darah) dapat menyebabkan keluhan nyeri hebat di daerah paha dan dapat menjadi berbahaya bila sumbatannya lepas dan menyumbat pembuluh darah penting.

Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Nyeri akut 

Nyeri akut biasanya tiba- tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi. hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan nyeri. jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan.

b. Nyeri kronik 

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik. nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi masalah dengan sendirinya.

C. Mekanisme Neurofisiologik nyeri

Struktur spesifik dalam sistem syaraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi sensasi nyeri. system yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai sistem noniseptik.sensivitas dari komponen sistem noniseptik dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan berbeda diantara individu. tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. sensasi yang sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain. lebih jauh lagi, suatu stimulus dapat mengakibatkan nyeri pada suatu waktu tetapi tidak pada waktu lain. sebagai contoh, nyeri akibat artritis kronis dan nyeri pascaoperatif sering terasa lebih parah pada malam hari. (Smeltzer, 2002).Salah satu neuromodulator nyeri adalah endorfin (morfin endogen), merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh yang terdapat pada otak, spinal dan traktus gastrointestinal yang memberi efek analgesik, pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi sinapsis antara nyeri perifer dan neuron yang menuju ke otak tempat seharusnya untuk substansi nyeri, pada saat tersebut endorfin akan memblokir lepasnya substansi nyeri.
D. Jenis Nyeri
1.      Nyeri kepala yang berat dan tiba-tiba dapat mengindikasikan pecahnya pembuluh darah otak (Stroke perdarahan).
2.      Nyeri di dada yang menjalar ke tangan, tenggorokan, tembus ke punggung bisa jadi sebuah serangan jantung yang memerlukan penanganan dalam hitungan menit.
3.      Nyeri di punggung bisa saja menjadi suatu pertanda adanya kelainan pada pembuluh darah arteri besar, yaitu aorta.
4.      Nyeri di perut yg akut dan berat dapat berasal dari peradangan usus buntu, peradangan kandung empedu, peradangan pada pankreas dan luka pada lambung yang dapat menimbulkan perdarahan.
5.      Trombosis vena (sumbatan darah kental dalam pembuluh darah) dapat menyebabkan keluhan nyeri hebat di daerah paha dan dapat menjadi berbahaya bila sumbatannya lepas dan menyumbat pembuluh darah penting.
6.      Nyeri Otot

Nyeri otot atau myalgia adalah rasa sakit atau nyeri yang muncul pada bagian otot. ini adalah kondisi yang umum dan bisa terjadi pada semua orang. nyeri otot biasanya terkait dengan tingkat ketegangan, terlalu banyak beraktivitas, atau cedera dari olahraga dan/atau bekerja. nyeri otot mulai terasa ketika Anda sedang melakukan aktivitas atau setelahnya.

Nyeri otot bisa dirasakan pada bagian mana pun karena hampir seluruh bagian tubuh memiliki jaringan otot dan biasanya tidak hanya melibatkan satu otot saja. kondisi ini bisa melibatkan ligamen, tendon, dan fasia. fasia adalah jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan otot dan jaringan di sekitarnya seperti saraf dan pembuluh darah.

Penyebab Munculnya Nyeri Otot

Nyeri otot yang dirasakan seseorang sering kali menghilang hanya dalam beberapa hari, tapi kondisi ini bisa juga bertahan hingga berbulan-bulan. Nyeri otot bisa juga menjadi tanda dari kondisi lain yang berdampak kepada seluruh bagian tubuh, seperti terkena infeksi dan menderita penyakit lupus (kelainan yang memengaruhi jaringan ikat yang ada di seluruh tubuh).Berikut ini beberapa penyebab umum yang bisa mengakibatkan munculnya nyeri otot.
§  Terlalu memaksakan otot saat beraktivitas fisik secara berlebih, cepat, dan terlalu sering.
§  Otot terkilir dan tegang karena cedera atau trauma.
§  Ketegangan atau stres yang terjadi pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.
Nyeri otot bisa terjadi akibat penyakit atau kondisi di bawah ini.
  1. Fibromyalgia. Kondisi pada saat otot dan jaringan lunak akan terasa sakit saat disentuh, disertai dengan kesulitan tidur, kelelahan, dan sakit kepala.
  2. Dermatomiositis. Penyakit peradangan yang cukup langka, disertai tanda-tanda ruamdan otot yang terasa lemas.
  3. Lupus. Ini adalah penyakit peradangan kronis di mana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri.
  4. Infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus bisa menimbulkan nyeri otot pada tubuh Anda. Misalnya flu, penyakit Lyme, infeksi Staphylococcus.
  5. Polimiositis. Penyakit peradangan yang menyebabkan otot lemah dan terjadi pada kedua sisi tubuh.
  6. Rheumatoid arthritis. Peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kaku pada persendian.
  7. Distonia. Kondisi yang menyebabkan otot-otot Anda berkontraksi secara tidak disengaja.
  8. Rabdomiolisis. Kondisi di mana jaringan otot hancur dan masuk ke dalam aliran darah. Kondisi ini bisa membahayakan nyawa seseorang jika tidak segera ditangani.
  9. Efek samping obat-obatan. Beberapa obat yang bisa menyebabkan nyeri otot adalah statin yang berfungsi menurunkan kolesterol, kelompok obat penghambat ACE (angiotensin converting enzyme) untuk menurunkan tekanan darah, dan kokain.

Pengobatan Nyeri Otot

Mengenai teknik mengobati nyeri otot tidak terbatas pada satu cara karena upaya ini bisa dilakukan di mana saja, baik sendiri maupun oleh tenaga medis.

1.      Penanganan di Rumah
Biasanya, nyeri otot tidak memerlukan penanganan medis secara khusus, jadi Anda bisa menerapkan beberapa cara sederhana di rumah untuk meredakan gejala yang dialami, misalnya:
§    Mengonsumsi obat pereda rasa sakit yang dijual bebas, seperti parasetamol atau ibuprofen.
§    Untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan, kompres bagian yang sakit dengan es batu selama 1-3 hari.
§    Mengistirahatkan bagian yang terasa sakit dan nyeri.
§    Pijatan lembut juga bagus untuk meredakan rasa nyeri pada otot.
§    Tidur yang cukup dan menghindari stres.
§    Yoga dan meditasi juga bisa meredakan ketegangan pada otot-otot yang bermasalah.
§    Latihan dan olahraga secara rutin bisa membantu mengembalikan ketegangan otot , misalnya dengan berjalan, bersepeda, atau berenang. Mulailah dengan porsi latihan dan olahraga secara ringan agar tidak memperparah kondisi yang sudah dialami.
2.      Penanganan oleh Tenaga Medis Profesional
Nyeri otot umumnya bukanlah gejala dari kondisi medis yang berbahaya dan bisa ditangani sendiri di rumah. Meski begitu, terdapat beberapa tanda bahwa nyeri otot yang dialami merupakan gejala dari penyakit serius hingga memerlukan penanganan medis.
§  Rasa sakit yang dirasakan sulit dijelaskan dan sangat parah.
§  Setelah penanganan sendiri, nyeri otot tidak juga menghilang.
§  Nyeri otot disertai ruam atau pembengkakan di sekitar otot yang terasa sakit.
§  Muncul tanda-tanda telah terjadi infeksi seperti demam.
§  Nyeri otot muncul setelah gigitan kutu.
§  Nyeri otot muncul setelah Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu.



Jika gejala di bawah ini muncul, Anda harus menganggapnya sebagai kondisi darurat dan harus segera dibawa ke rumah sakit atau klinik medis terdekat.
§  Sesak napas.
§  Berat badan bertambah dengan cepat.
§  Urine yang dibuang lebih sedikit dari biasanya.
§  Anda tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuh atau mengalami otot lemas.
§  Bagian leher terasa kaku.
§  Demam tinggi.
§  Muntah-muntah.

Hal-hal yang Bisa Dilakukan Untuk Mencegah Nyeri Otot


Nyeri otot yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh aktivitas fisik secara berlebihan dan memaksakan bagian otot tertentu untuk bekerja lebih keras. Untuk menurunkan risiko mengalami nyeri otot, Anda bisa lakukan beberapa cara di bawah ini:
§  Lakukan pemanasan dan pendinginan saat berolahraga.
§  Lakukan peregangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik tertentu.
§  Bagi yang bekerja di balik meja atau berada di posisi yang sama untuk waktu yang lama bisa meningkatkan risiko Anda mengalami nyeri otot. Cobalah lakukan peregangan secara teratur dan bangun dari tempat duduk Anda untuk berjalan-jalan sejenak. Setidaknya lakukan satu jam sekali.
§  Jika Anda sering melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga, pastikan untuk minum banyak air untuk menghindari dehidrasi.



E. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan sensivitas Nyeri

Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah:

a. Pengalaman masa lalu 
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding dengan orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. bagi kebanyakan orang, bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih berpengalaman individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan.

b. Ansietas 

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. sulit untuk memisahkan suatu sensasi. paice (1991) melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyanikini mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. sistem limbik dapat memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.

c. Budaya 

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri. individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. ada perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami nyeri (Potter, 2005).

d.Usia 

Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. anak yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri.

e. Efek Plasebo 

Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas gula,larutan salin normal, dan atau air biasa. karena plasebo tidak memiliki efek farmakologis, obat ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorfin dalam sistem kontrol desenden, sehingga menimbulkan efek penurunan nyeri (Tamsuri, 2006)

F. Pengukuran Nyeri

Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan, yaitu:

1.                  Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi 
2.                  Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil. 
3.                  Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan frekuensi nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.

G. Permasalahan kesehatan lainnya
Penting juga untuk mempertimbangkan permasalahan kesehatan lainnya saat memilih obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC).
  • Permasalahan pada perut. Apabila anda pernah mengalami luka pada perut atau pernah mengalaminya, anda harus menghindari NSAID. Hal ini dikarenakan NSAID memiliki potensi untuk menyebabkan permasalahan serius pada perut.1 Sebaiknya anda menggunakan paracetamol sebagai pereda nyeri.
  • Penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Semua orang yang memiliki sejarah permasalahan jantung harus menghindari NSAID,1 karena dapat memicu timbulnya permasalahan lain pada tubuh.1 Pengecualiannya adalah untuk aspirin dengan dosis rendah, yang biasanya digunakan untuk membantu mengatasi serangan jantung berkepanjangan pada orang yang pernah mengalaminya. Untuk jenis tekanan darah tinggi lainnya, konsultasikan dengan dokter atau apoteker anda, karena NSAIDs dapat menyebabkan beberapa efek samping.1 Selain itu, Paracetamol dapat menjadi pilihan tepat untuk orang-orang dengan permasalahan jantung atau tekanan darah tinggi.
  • Penyakit radang usus. Kondisi medis pada penderita ulcerative colitis dan Crohn’s disease dapat memburuk apabila menggunakan NSAID,9konsultasikan dengan dokter atau apoteker anda untuk saran terbaik. Paracetamol dapat menjadi pilihan yang tepat.
  • Asma. Menggunakan NSAID dapat mendorong serangan asma dalam 1 dari 5 kasus asma.10 Apabila anda ingin mengetahui lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter atau apoteker anda untuk saran terbaik. Paracetamol dapat menjadi pilihan yang tepat.
  • Pendarahan. Setiap orang dengan kondisi medis yang dapat meningkatkan resiko pendarahan, harus berhati-hati sebelum menggunakan NSAID.1 Hal ini dikarenakan NSAID dapat mempengaruhi aliran darah. Paracetamol dapat menjadi pilihan yang tepat untuk anda. Bagaimanapun, apabila anda sedang dalam proses pengobatan lainnya, lebih baik anda berkonsultasi dengan dokter atau apoteker anda karena semua obat pereda nyeri dapat memiliki efek terhadap cara kerja dari obat-obat tersebut.
  • Permasalahan pada ginjal. Paracetamol dan NSAID memiliki potensi untuk mempengaruhi cara kerja dari ginjal anda, jadi lebih baik anda berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk permasalahan ginjal yang serius.1
  • Permasalahan pada hati. Waspada dan berkonsultasilah dengan dokter atau apoteker anda mengenai permasalahan berat pada hati, karena paracetamol maupun NSAID memiliki potensi untuk mempengaruhi fungsi hati.Gunakan obat pereda nyeri sesuai yang dianjurkan dan ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. 
  • Wanita hamil. Apabila anda hamil, maka lebih baik jangan menggunakan obat apapun karena ada kemungkinan bahwa obat tersebut dapat berdampak pada calon bayi dan menyebabkan masalah. Aspirin harus dihindari saat hamil dan sebagian besar NSAID tidak dapat digunakan pada 3 bulan terakhir dari masa kehamilan.10 Paracetamol dapat digunakan, tetapi seperti halnya obat lain yang digunakan pada saat hamil, anda harus konsultasikan dengan dokter, apoteker atau bidan anda untuk saran terlebih dahulu.
H. Penggunaan obat lainnya bersamaan

Obat lain dapat bereaksi dengan obat pereda nyeri, mempengaruhi cara kerjanya, atau menimbulkan efek samping. paracetamol dapat bereaksi terhadap beberapa obat yang mengatur tekanan darah, apabila digunakan setiap hari. menggunakan dosis paracetamol sesekali tidak memiliki efek terhadap pengobatan untuk mengatur aliran darah.
NSAID dapat bereaksi terhadap:
  • NSAID lain
  • Pengobatan Steroid
  • Obat untuk menurunkan tekanan darah dan mengatur tekanan air
  • Beberapa antibiotik
  • Pengobatan untuk mengatur aliran darah
  • Obat anti depresan
  • Beberapa obat untuk jantung
  • Beberapa obat perawatan untuk sakit kanker
  • Beberapa obat anti-HIV
Penting untuk mengetahui obat pereda nyeri yang dapat meredakan tanpa menimbulkan permasalahan lainnya. Bacalah selalu label yang terdapat pada kemasan obat untuk memastikan obat pereda nyeri tersebut sesuai untuk anda. apabila anda masih tidak yakin, konsultasikan kepada dokter atau apoteker anda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar